Buku ini menyelami shalat lebih dalam melalui “mata” kearifan seorang syaikh sufi kontemporer, Bawa Muhayyaddin yang membentangkan jalan menuju berbagai realitas dan hakikat yang universal dan terdalam, dan juga melalui “mata” kebijakan sang maestro sufi par excellence abad ketiga belas, Jalaluddin Rumi
Dengan berzakat, kita syukuri nikmat Allah dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Seseorang rela mengorbankan sebagian besar waktunya hanya untuk menonton sebuah acara yang ditayangkan di benda kotak bergambar dan bersuara alias TV