Di perjalanan membeli kado pernikahan untuk Kak Nisa, tidak sengaja Adzika dan Amira bertemu anak-anak jalanan yang sedang mengais sampah. Mereka semua terlihat kelaparan. Adzkia dan Amira ingin sekali membantu. Tapi, uang yang mereka punya kan untuk membeli kado Kak Nisa. Apa mereka harus mengikhlaskanya? Lalu bagaimana dengan kado pernikahan Kak Nisa?
Andrea Hirata adalah pemenang pertama penghargaan sastra New York Book Festival 2013, untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika, penerbit Farrar, Straus & Giroux, New York, kategori general fiction, dan pemenang pertama Buchawards 2013, Jerman, untuk Die Regenbogen Truppe, Laskar Pelangi edisi Jerman, penerbit Hanser Berlin. Dia juga pemenang seleksi short story majalah sastra terk…
Sebatang kapur dan penghapus tergeletak di bawah papan tulis itu. Tampak benar telah sangat lama tak dipakai. Demikian minim angka-angka itu sehingga tak bisa dijadikan diagram batang, diagram kue cucur atau diagram naik-naik ke puncak bukit. Rupanya di kota ini, penduduknya telah lupa cara berbuat jahat. Mata Inspektur semakin sendu menatap papan tulis itu. Keadaan yang tenteram ini perlahan-l…
Mozaik-Mozaik Terindah merupakan kumpulan bab-bab pilihan editor yang diambil dari buku-buku Andrea Hirata. Di dalamnya kita akan menemukan semangat, perjuangan, cinta, harapan, dan tak kalah pentingnya adalah makna sahabat. Andrea Hirata adalah pemenang pertama penghargaan sastra New York Book Festival 2013 untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika, penerbit Farrar, Straus & Girou…
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu.
Kota Kufah terang oleh sinar purnama. Semilir angin bertiup dari utara membawa hawa sejuk.
Membaca Ayat-Ayat Cinta ini membuat angan kita melayang-layang ke negeri Seribu Menara dan merasakan 'pelangi' akhlak yang menghiasi pesona-pesonanya. Sungguh sebuah cerita yang layak dibaca dan disosialisasikan pada para pemburu bacaan popular yang sudah tidak mengindahkan akhlak sebagai menu utamanya.