Novel Life and Times of Michael K mengisahkan tentang perjalanan Michael K dari Cape Town menuju kampung halaman ibunya di Prince Albert. Ibunda K yang sedang sakit parah meminta K untuk mengantarkannya pulang kampung, namun di tengah perjalanan ibu K meninggal. K tetap bertekad akan tetap melanjutkan perjalanan ke Prince Albert dan menetap di sana sebagai bukti baktinya kepada Ibu K.

Perjalanan yang dilalui pun bukan perjalanan yang mudah. Banyak sekali rintangan yang harus dihadapi K, mulai dari sulitnya mendapatkan ijin perjalanan, ditangkap karena tidak memiliki surat identitas, dianggap sebagai anggota gerombolan pemberontak, dijebloskan ke dalam kamp untuk kemudian disiksa. Namun, ditengah berbagai cobaan yang menderanya, ada seorang dokter yang menaruh simpati terhadap K dan mencoba untuk membersihkan namanya.

Life and Times of Michael K menyampaikan banyak pesan moral kepada pembacanya. K, yang terlahir dengan bibir sumbing dan langsung dibenci ibu kandungnya sendiri pada saat detik pertama ia melihat ketidaksempurnaan pada K, tetap mencintai ibunya. Meskipun ibunya memasukkan K ke sekolah khusus dan mengabaikan K, namun K tetap datang kepada ibunya disaat ibunya tidak memiliki orang lain untuk diandalkan. Mencintai dan berbakti kepada ibunya tadinya dianggap oleh K merupakan jawaban atas pertanyaan dari apa sesungguhnya tujuan K sebenarnya, walaupun jawaban sebenarnya baru K sadari diakhir cerita.

K juga mengajarkan kita untuk selalu menikmati waktu yang kita punya. Ia terlihat enjoy menjalani hidupnya dengan mengurus ibunya dan berkebun. Dengan segala keterbatasan yang ada, ia mengandalkan tangannya untuk memanfaatkan tanah dan mengambil hasilnya. Ia juga tidak ambil pusing dengan perang yang sedang terjadi saat itu. Ia lebih memilih untuk menyingkir dari hiruk pikuk perang karena toh menang atau kalah tidak memiliki dampak apapun terhadap dirinya.