Perjalanan haji orang Indonesia dan Nusantara pada masa silam hanya samar-samar diketahui karena kekurangan sumber sejarah. Satu sumber yang terbengkalai adalah kisah pengalaman yang ditulis oleh para jemaah sendiri. Naik Haji Di Masa Silam, yang terdiri dari 3 jilid, merangkum kisah-kisah haji dari abad ke-15 sampai ke-19. Jilid 1 menceritakan kisah pengalaman berbagai tokoh dari Malak…
Buku “Mendadak Haji” ini dibagi ke dalam 4 bagian: Persiapan menjelang keberangkatan, Kondisi dari berangkat hingga tiba di Madinah, Kegiatan selama di Tanah Suci, dan Perspektif beliau tentang ritual dalam Ibadah Haji. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari semua yang beliau sampaikan. Bagi yang belum pernah berumroh – apalagi berhaji – seperti saya, buku ini sangat bermanfaat. Karen…
Jilid 2 antologi ini meliputi kisah haji paruh pertama abad ke-20. Di antaranya adalah rangkuman tiga artikel tentang ibadah haji pada tahun-tahun awal abad ke-20, contoh peta kiblat yang digunakan para jemaah Indonesia dalam perjalanan ke Mekkah, laporan tentang perjalanan haji orang Malaya, dan cerita pengalaman haji Bupati Bandung tahun 1924. Kisah pengalaman Buya Hamka naik haji pada 1927, …
Dari segi kewajiban dan panggilan berhaji, laki-laki dan perempuan sama di mata-Nya. Namun dari sisi penempatan diri, jelas sekali perbedaannya. Bukan hanya kondisi fisik dan kesiapan batin yang prima, banyak hal lain yang perlu diketahui perempuan yang berniat pergi umrah atau berhaji. Dari perempuan untuk perempuan, buku ini menyajikan tata cara, keistimewaan, dan pengalaman inspiratif naik h…
Jilid 3 antologi kisah haji ini meliputi dasawarsa 1954-1964. Terdapat di dalamnya kisah pengalaman seorang wartawan Medan, Saiful U.A.; laporan wartawan kondang, Rosihan Anwar; catatan perjalanan seorang cendekiawan Malaysia, Harun Aminurrashid; renungan mistik Asrul Sani; serta cerita pengalaman sutradara film, Misbach Yusa Biran. Perjalanan haji pada masa itu sedang mengalami perubahan …