Kematian seorang mucikari di kediaman Barkumkum, membuat orang-orang Ulakkungkung, sebuah kampung di utara Lubuklinggau, dengan riang-gembira menabalkan sebuah kutukan yang mengerikan bergeliat dalam kehidupan laki-laki itu. Tanjungluka, sang anak, mati-matian mencari upaya untuk membebaskan diri dari kutukan, termasuk melepaskan ayahnya dari tuduhan sebagai pembunuh.