Buku ini menguraikan sekaligus melawan kritik bahwa teorisosial telah berakhir. Di dalamnya terdapat argumen bagi berlanjutnya kelayakan teori sosial, khususnya pd zaman yg disebut oleh sejumlah orang sbg posmodernisme.
Jika Suhrawardi berada di deretan pertama para perintis filsafat Islam bersama Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Mulla Shadra, maka Quthb al-Din al-Syirazi berada di deretan kedua. Berbeda dg pemikiran Ibnu Sina yg telah dipelajari di dunia barat sejak 800 thn yg lalu. pemikiran Suhrawardi diketahui diluar dunia Islam.