Bagi kang Sobary, tiap orang yang duduk di atas singgasana memanggul etika untuk selalu peduli pada para kawula seluruh negara.
Ini perpisahan dramatis, serius, dan intens, terutama karena penyebabnya, sang pelaku utama, bocah yang belum pernah melangkah lebih jauh daripada batas dusun tempat ia dilahirkan. Ia masih terlalu kecil untuk tidak hilang ditengah keriuhan kota besar yang tak punya hati. Sedangkan di pasar desa pun ia ibaratnya belum pernah mengambah.