PAda tahun 1022, wabah mematikan melanda kerajaan kahuripan, meminta korban ribuan jiwa. calon Arang menebarkan teluh untuk melampiaskan sakit hatinya karena tak satu lelakipun mau menikahi putrinya. Airlangga sang raja Kahuripan geram. Ia harus menumpas si peneluh, jika ingin menyelamatkan rakyatnya dan mewujudkan ambisinya mengembalikan kejayaan Kahuripan.
Buku ini berisi tentang: si malengkar ,Walansedow,Putri Nglirip,Aminuddin dan Aminullah
Jaka Tarub adalah pemuda desa yang hidup sebatang kara. Iapun berharap bisa mendapatkan jodoh untuk mengisi hari-hari sepinya
Kecantikan Sri Tanjung tersohor ke seluruh pelosok negeri. Itulah sebabnya, sang patih tidak memperkenankan istrinya terlalu sering keluar rumah karena khawatir diganggu para pemuda yang tidak mengetahui kalau dirinya sudah bersuami.
Kisah menraik ini tentang tokoh Mantheng yang ingin membersihkan nama baik keluarga yang telah dicemari oleh beberapa anggotanya di masa lalu, Yakni Munthung dan Menthang. Untuk melakukan niatnya itu, Mantheng berusaha memburu harta karun peninggalan Menthang yang dulu didapatkan dengan cara tidak baik alias bukan haknya dan hendak dikembalikan kepada haknya.
Raden Panji Kertapati, putra Mahkota dari kerajaan Kahuripan bertunangan dengan Dewi Galuh Candra Kirana dari Kerajaan Daha. Pertunangan mereka membuat Dewi Galuh Ajeng Sari iri hati karena dia juga menyukai Panji Inu Kertapati. MAka, Ajeng Sari membuat sebuah rencana jahat untuk menyingkirkan Candra Kirana, adik kandungnya sensdiri, dari istana Kerajaan Daha.
Hanya karena rasa iri! Seorang selir raja Jenggala, Dewi Asih, iri hati pada sang permaisuri Nitiningrum. Akibat ketidaksukaannya itu, Dewi Asih memfitnah Nitiningrum telah meracuninya, sehingga sang raja memerintahkan Patih Wirayasa untuk membunuh Dewi Asih di tengah Hutan Mawingit. Tapi, sang Patih tidak tega melakukannya. Akhirnya, sang patih berbohong bahwa dirinya telah membunuh Dewi Asih …
Pagi sakit, sorenya meninggal! Itulah yang dialami para penduduk di Desa Girah, tua, muda, laki-laki, maupun peremmpuan. Menurut selentingan, mereka menjadi korban tenung dari seorang wanita yang bernama Calon Arang.
Raden Panji Inu Kertapati hendak menemui tunangannya di Daha, Candra Kirana. Atas saran ayahnya, ia membawa pasukan karena saat itu terdengar kabar tentang gerombolan Panji Semirang yang kejam dan suka membegal. Dan, benar saja! Di tengah jalan, rombongan Raden Panji Inu Kertapati dicegat oleh Panji Semirang....