Ini novel yangsangat langka, Babad Cirebon yang sangat kaya data dan detil sejarah, yang menorehkan jejak-jejak perjalanan agung, napak tilas, penyebaran Islam di bumi Cirebon.
Rakyat Medang Kamulan gempar! Prabu Dewata Cengkar, sang Raja junjungan mereka, tiba-tiba gemar makan daging manusia yang tak lain adalah rakyatnya sendiri.
Buku ini menuntun anda memahami seluk beluk emosi, mewaspadai ancamannya, dan mengoptimalkan potensi-potensi positifnya.
Raden Panji Kertapati, putra Mahkota dari kerajaan Kahuripan bertunangan dengan Dewi Galuh Candra Kirana dari Kerajaan Daha. Pertunangan mereka membuat Dewi Galuh Ajeng Sari iri hati karena dia juga menyukai Panji Inu Kertapati. MAka, Ajeng Sari membuat sebuah rencana jahat untuk menyingkirkan Candra Kirana, adik kandungnya sensdiri, dari istana Kerajaan Daha.
Hanya karena rasa iri! Seorang selir raja Jenggala, Dewi Asih, iri hati pada sang permaisuri Nitiningrum. Akibat ketidaksukaannya itu, Dewi Asih memfitnah Nitiningrum telah meracuninya, sehingga sang raja memerintahkan Patih Wirayasa untuk membunuh Dewi Asih di tengah Hutan Mawingit. Tapi, sang Patih tidak tega melakukannya. Akhirnya, sang patih berbohong bahwa dirinya telah membunuh Dewi Asih …
Pagi sakit, sorenya meninggal! Itulah yang dialami para penduduk di Desa Girah, tua, muda, laki-laki, maupun peremmpuan. Menurut selentingan, mereka menjadi korban tenung dari seorang wanita yang bernama Calon Arang.
Raden Panji Inu Kertapati hendak menemui tunangannya di Daha, Candra Kirana. Atas saran ayahnya, ia membawa pasukan karena saat itu terdengar kabar tentang gerombolan Panji Semirang yang kejam dan suka membegal. Dan, benar saja! Di tengah jalan, rombongan Raden Panji Inu Kertapati dicegat oleh Panji Semirang....