Angin berhembus kencang di atas speedboat, saat Faiz melajukan kapal motornya secepat mungkin menuju Pulau Permata. Tiba-tiba sebuah kapal kayu besar muncul dari tengah lautan, layarnya terbentang gagah dan tetap tenang di tengah gelombang yang sesekalli tak beraturan. Waww, ternyata itu kapal bajak laut! Orang-orang jahat yang seram dan kejam itu amat brutal dan mengerikan. Seru sekali, adik-a…
Dari balik mata bening takberdosanya, bocah itu tak kunjung mengerti mengapa dilarang bersekolah, bermain, bersahabat, bergembira ria seperti bocah-bocah sebayanya di kejauhan sana. Sepasang matanya hanya mampu berkedip murnia, bibirnya berkecap-kecap penuh goda, tangannya mencengkeram pagar tinggi...........
Sang bocah benar-benar tak mengerti, mengapa ia harus terlahir sebagai anak kere miskin, sehingga ia tak bisa sekolah dan bermain seperti anak-anak sebayanya itu.
Mencintai Allah tidak selalu melalui pengajian yang serius dan sunyi, tetapi kali ini kita bisa meraihnya bersama novel pencerahan hati-hati yang lelah ini...