Buku ini merupakan kegelisahan batin dan intelektual penulis membaca gelagat minimnya pengkajian terhadap sastra dan seni islam Indonesia. Buku ini menyodorkan banyak hal mengenai meruahnya kultur (sember) yang diambil dari wawasan estetika islam. Dalam buku ini juga ditelusuri dari cikal bakalnya sehingga sampai pada sumber dari segala sumber yaitu, Al-Quran
Esai-esai Abdurrahman Wahid dalam buku ini dipulung dari kolom-kolom yang dia tulis di majalah Tempo era 1970-an dan 1980-an ini boleh disebut "Antropologi Kiai". Ia memang disengaja diambil untuk melihat kejernihan Gus Dur dalam melihat realitas pesantren dan terutama yang membicarakan sosok tokoh-tokoh pesantren ter-sebut. Esai-esai ini bertutur tentang 'rasionalitas' yang penuh warna, yang b…
Bagi kang Sobary, tiap orang yang duduk di atas singgasana memanggul etika untuk selalu peduli pada para kawula seluruh negara.